5 Strategi Retensi Karyawan Yang Baik dan Benar

Pointhub
4 min readApr 14, 2023

--

Retensi karyawan bukanlah tugas tim SDM saja. Meskipun bagian bisnis berada di tangan tim SDM, retensi karyawan merupakan upaya gabungan untuk mempertahankan karyawan terbaik dalam organisasi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kalanya karyawan harus keluar. Entah karena faktor usia, keluarga, kesempatan lain, harapan yang tidak sesuai kenyataan, atau karena sikap atasan. Selain usia dan keluarga, perusahaan bisa mengharapkan alasan lain.

Perusahaan perlu melihat strategi retensi karyawan untuk mengurangi perputaran karyawan. Karena pergantian karyawan yang tinggi dapat mempengaruhi produktivitas rekan kerja mereka.

Alasan retensi karyawan harus ditentukan oleh organisasi

Dalam iklim perekrutan yang kompetitif, retensi karyawan seringkali menjadi tantangan.

Padahal, mengelola retensi karyawan tidaklah mudah. Tetapi organisasi harus melakukannya jika ingin menciptakan karyawan yang loyal dan berkinerja tinggi sambil mendorong kinerja bisnis.

Setidaknya, ada tiga alasan yang mendorong organisasi untuk mempertahankan karyawannya, yaitu:

Menjaga produktivitas

Mempertahankan karyawan dapat menjaga produktivitas tetap berjalan. Karena karyawan sudah memiliki skill set untuk menjalankan tugasnya sehari-hari.

Produktivitas dapat dipertahankan ketika karyawan jangka panjang sangat memahami visi organisasi. Mereka juga tahu bagaimana memenuhi harapan, sehingga menambah nilai yang signifikan bagi organisasi.

Menghemat anggaran

Mempertahankan karyawan yang terampil dan andal berdampak positif pada anggaran perusahaan. Seperti yang kita ketahui, biaya perekrutan karyawan baru sangat tinggi, di atas turnover yang tinggi.

Mengurangi waktu pelatihan

Staf lama telah menjalani pelatihan, sehingga mereka terlatih dan percaya diri untuk menjalankan tanggung jawabnya sehari-hari. Termasuk menyelesaikan proyek tepat waktu.

Sedangkan karyawan baru membutuhkan pelatihan dan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Kondisi ini berdampak pada produktivitas tim.

5 Strategi Retensi Karyawan untuk UKM

Mempertahankan karyawan bukan hanya tentang mundur secara verbal, sehingga mereka tidak mengubah arah. Perusahaan yang peduli terhadap karyawannya akan memiliki strategi retensi karyawan.

Strategi dapat berupa kebijakan dan program untuk menekan turnover serta mengatasi “hacking” tenaga kerja.

Anda tidak perlu menerapkan semua strategi tersebut, pilih salah satu yang selaras dengan budaya dan tujuan perusahaan dalam new normal.

1. Pekerjakan kandidat yang sesuai dengan budaya

Keterampilan dan pengalaman terkait pekerjaan dapat dipelajari.

Namun, mempekerjakan kandidat yang sesuai dengan budaya atau mengetahui budaya perusahaan menghasilkan karyawan yang beradaptasi dengan cepat, lebih loyal, dan berkontribusi lebih banyak.

Selama proses perekrutan, Anda dapat mengajukan pertanyaan tentang nilai-nilai perusahaan. Juga jelaskan bagaimana fungsi berhubungan dengan nilai-nilai ini. Penjelasan Anda akan membantu mereka memahami apa yang diharapkan perusahaan dari karyawan baru tersebut.

2. Fleksibel

Sejak pandemi COVID-19, sistem kerja menjadi fleksibel. Ada yang menerapkan sistem work from home atau sistem hybrid.

Lingkungan kerja yang fleksibel telah menjadi topik hangat sejak new normal. Menawarkan untuk bekerja di kantor dan/atau di rumah secara bergantian. Namun, tidak semua perusahaan menerapkan sistem ini.

Namun, perusahaan dengan lingkungan kerja yang fleksibel menjadi incaran tenaga kerja saat ini. Mereka menganggap fleksibilitas kerja sebagai nilai tambah bagi perusahaan karena menghemat waktu, uang, dan gangguan.

Selain itu, jam kerja yang fleksibel banyak diadopsi oleh perusahaan. Mereka tidak mewajibkan karyawan untuk bekerja mulai pukul 08.00 hingga 17.00. Pada gilirannya, karyawan dan tim mereka dipercaya untuk mengarahkan pekerjaan sesuai tenggat waktu.

Strategi retensi karyawan ini memungkinkan perusahaan untuk merekrut tanpa batasan geografis dan menghemat biaya operasional konstruksi. Tidak menutup kemungkinan tim HR bisa membuat talent pool karena banyak sekali kandidat yang tertarik dengan perusahaan tersebut.

3. Hargai dan mengakui usaha karyawan

Sekilas, karyawan cuek dengan hasil pekerjaannya. Ini tidak berarti bahwa Anda mengabaikan usahanya.

Menghargai karyawan atas kerja keras dan prestasi mereka membuat mereka merasa efisien. Jika tidak, mereka tidak memiliki rasa memiliki dan merupakan pengkhianat bisnis.

Kami tidak selalu menghargai mereka dengan uang. Anda dapat menulis poster ucapan terima kasih, menawarkan pengakuan pada pertemuan bulanan, atau mengunggah karya mereka ke akun media sosial perusahaan.

4. Kesejahteraan karyawan

Kesehatan = kesejahteraan.

Dari masa pandemi hingga new normal, kesehatan menjadi prioritas utama bagi semua orang. Sehat secara fisik, mental, sosial dan finansial.

Perusahaan dapat mempertahankan karyawan melalui program kesehatan karyawan. Seperti LinkedIn, tahun lalu perusahaan memiliki program minggu libur kerja untuk mencegah kelelahan karyawan.

Selain itu, perusahaan memastikan protokol kesehatan, rekomendasi vaksinasi COVID-19, asuransi kesehatan yang memadai, dan fasilitas yang mendukung kesehatan karyawan sehingga kesejahteraan karyawan terjamin.

5. Tingkatkan hubungan dengan karyawan

Banyak profesional mengatakan bahwa karyawan yang berhenti tidak meninggalkan perusahaan tetapi merupakan manajer atau atasan yang buruk. Jika karyawan yang keluar adalah yang berkinerja terbaik dan terampil, perusahaan akan kalah.

Kemudian tim SDM perlu turun tangan untuk meningkatkan hubungan karyawan. Anda bisa bertanya secara berkala mengenai hal-hal yang Anda khawatirkan, masalah yang sedang Anda hadapi, dan bagaimana tim HR dapat membantu karyawan mengatasi masalah tersebut.

Cara lain adalah dengan melakukan survei atau survei untuk mendapatkan wawasan dari karyawan tentang pekerjaan mereka dan visi organisasi secara keseluruhan.

Penutup

Retensi karyawan sangat dinamis karena berkaitan erat dengan perkembangan teknologi, kondisi terkini, dan tenaga kerja yang ada.

Begitu juga dengan pasar kerja yang bergerak sangat cepat. Inilah mengapa retensi menjadi prioritas utama bagi organisasi untuk mempertahankan aset mereka guna meningkatkan produktivitas, menjaga alur bisnis, dan mengurangi biaya perekrutan.

--

--

No responses yet