7 Cara Yang Tepat Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan

Pointhub
6 min readJun 7, 2024

--

Menjalankan sebuah bisnis tentu tidak mudah dan harus dilakukan oleh seorang ahli. Pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar untuk fokus pada segala perkembangan dan kemajuan perusahaan. Hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh kualitas kerja karyawan.

Tidak semua karyawan memiliki sikap pekerja keras dan loyal terhadap tempat kerjanya. Banyak juga yang memiliki karakter malas dalam bekerja. Kalaupun karyawannya hanya sedikit yang malas, tentu berdampak besar bagi perusahaan dan mempengaruhi kredibilitasnya.

Banyak faktor yang membuat karyawan menjadi malas. Hal ini biasanya disebabkan oleh kebosanan dengan rutinitas pekerjaannya.

Selain itu, penghasilan yang diperoleh tidak sebanding dengan beban kerja yang diberikan, atau sikap atasan yang menyebalkan dan membuat tidak nyaman, atau fasilitas di lingkungan kerja yang kurang memadai, atau sifat dasar malas yang sudah mendarah daging.

Diperlukan bimbingan khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut dan diperlukan alat seperti aplikasi penilaian kinerja untuk mengevaluasi kinerja setiap karyawan. Jika, sebagai pemimpin, Anda mendapati karyawannya malas, jangan menegurnya di depan umum atau secara pribadi. Alih-alih mengubah kebiasaannya, hal tersebut justru membuatnya semakin malas bekerja dan memperburuk kesehatan perusahaan.

Seseorang yang merasa malas sebenarnya perlu diberi rangsangan agar bisa kembali bangkit dan berfungsi maksimal. Penyampaian motivasinya juga sedikit berbeda dengan orang pada umumnya.

Pastikan karyawan Anda merasa nyaman dengan kata-kata yang mereka ucapkan dan jangan pernah menyinggung perasaan mereka. Biarkan dia mencerna dengan baik dan perlahan dia akan menjadi bersemangat.

Artikel ini akan membantu Anda menghadapi situasi di mana Anda menemukan karyawan yang malas. Dengan menerapkan tips di bawah ini, Anda tidak lagi kekurangan cara untuk meningkatkan motivasi karyawan yang malas.

Cara meningkatkan motivasi karyawan:

1. Melaksanakan pertemuan internal

Rapat karyawan sangat penting dalam menentukan bagaimana menunjukkan kinerja optimal di seluruh area perusahaan. Waktu ini juga dapat dijadikan kesempatan untuk berdiskusi dan menegaskan kembali visi dan misi organisasi.

Formulirnya bisa diisi secara formal, misalnya untuk pertemuan rutin, atau dalam keadaan yang lebih santai, misalnya rapat atau makan bersama.

Konfigurasikan semua aspek untuk menyatukan pandangan Anda tentang tujuan apa yang akan dicapai perusahaan sejauh ini. Katakan juga bahwa tujuan merupakan aspek penting dalam menjalankan bisnis yang Anda jalankan.

Biasanya dalam kegiatan ini akan muncul sikap saling terbuka mengenai kesamaan persepsi terhadap tujuan. Jika hal ini muncul, maka Anda sebagai pemimpin akan lebih mudah mengkoordinasikan seluruh karyawan agar lebih produktif, optimal, kooperatif, dan pekerja keras. .

Anda dapat memberikan nasehat dan bimbingan untuk mencegah karyawan mengundurkan diri dari perusahaan.

2. Controlling pada jam kerja

Sebagai pemimpin yang baik, Anda bisa langsung mengecek di mana karyawan bekerja. Jangan hanya duduk di meja Anda sendiri. Pengendalian ini dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa bagaimana sebenarnya sistem kerja yang dijalankan di lokasi konstruksi, mengantisipasi perilaku yang tidak sesuai pada jam kerja dan mendeteksi jika ada pegawai yang malas dalam bekerja.

Saat mengunjungi lokasi kerja karyawan, jangan memberikan kesan sedang berpatroli. Buatlah kondisi senyaman mungkin dengan sikap ramah Anda agar karyawan tidak tiba-tiba merasa diawasi.

Menunjukkan keramahan dan wibawa bisa membuat Anda lebih dihormati. Dengan cara ini Anda dapat dengan mudah berkomunikasi dengan karyawan yang Anda kelola.

Momentum juga dapat ditangkap saat Anda mendekat. Misalnya menanyakan kendala yang dihadapi, menunjukkan minat, dan menunjukkan semangat terhadap pekerjaan. Hindari menegur secara langsung karyawan yang terlihat tidak nyaman. Anda bisa mengesampingkannya dengan menanyakan apakah tanggung jawabnya sudah selesai atau belum.

Tips ini efektif untuk memantau kinerja karyawan secara langsung. Namun, jangan lakukan hal ini setiap hari, melainkan lakukan secara berkala dengan jarak yang tidak terlihat dalam pengawasan. Gaya ini membuat karyawan Anda bimbang, enggan bersantai, dan malas bekerja. Minimal, mereka tidak akan melakukan apa pun di luar pekerjaan pada jam kantor.

3. Cobalah memulai pendekatan secara personal

Untuk memudahkan transfer motivasi bisnis, ada kalanya komunikasi dengan semua orang perlu dilakukan.

Pendekatan yang dipersonalisasi dapat memberikan kebebasan kepada pemimpin dan karyawan untuk mengomunikasikan hal-hal yang mungkin tersembunyi. Seorang pegawai sering kali ragu untuk bercerita jika tidak dekat dengan pimpinannya.

Selain bebas, kondisi ini juga memberikan kesan privasi lebih dan rasa perhatian. Lakukan hal yang sama kepada seluruh karyawan tanpa terkecuali. Sesuaikan dengan kepribadian masing-masing karyawan agar satu sama lain tidak merasa risih.

Dalam proses pendekatan, selalu berikan rasa percaya pada karyawan. Buatlah seolah-olah kemampuan Anda bisa menunjang keberhasilan bisnis yang Anda bangun, padahal Anda tentu tetap mengontrol kinerjanya secara keseluruhan.

Rasa percaya diri yang diberikan akan menimbulkan semangat dalam bekerja. Karena dengan percaya diri, mereka merasa dihargai atas segala yang dilakukannya untuk perusahaan.

Selain itu, hubungan Anda dengan mereka akan menjadi lebih harmonis. Kualitas pekerjaan juga lebih terkontrol tanpa terganggu oleh perasaan malas yang mungkin sudah muncul sejak lama.

4. Melibatkan pihak lain

Ada kalanya orang lebih banyak mendengarkan perkataan para ahli yang sudah mempunyai nama sendiri. Nah, di sini Anda bisa melibatkan pihak lain sebagai pemberi motivasi. Tidak ada salahnya mengundang narasumber terpercaya untuk memberikan nasehat secara langsung pada acara yang akan berlangsung.

Jangan sampai acara seolah-olah hanya menonjolkan motivasi tindakan, namun buatlah semenarik mungkin agar pesan utama benar-benar tersampaikan meski kegiatan tersebut hanya sekedar selingan.

Karyawan yang merasa malas biasanya membutuhkan pemulihan. Anda dapat mengatur pertemuan atau acara di luar ruangan untuk menarik minat mereka. Umumkan bahwa akan ada sesuatu yang istimewa dan unik dalam kegiatan ini. Mengajak katalis untuk tidak tampil kaku dalam jadwal acara yang telah disiapkan.

Memberikan doorprize kepada peserta yang memperhatikan dengan baik seluruh materi yang disampaikan juga menjadi daya tarik tersendiri. Sertakan pula kompetisi atau pameran menarik untuk membuat suasana acara semakin meriah. Mereka yang tadinya malas mengikuti akan dipacu untuk menyimak baik-baik pesan yang disampaikan.

5. Jangan anggap mereka robot

Banyaknya persyaratan fungsional yang dihadirkan terkadang membuat manajer lupa bahwa mereka berhadapan dengan manusia dan bukan mesin yang tidak pernah lelah.

Perlakukan mereka sebagaimana Anda ingin mereka dibutuhkan. Anda dan mereka adalah manusia biasa dan juga membutuhkan aktivitas lain untuk menjaga kestabilan emosi dalam bekerja.

Bahkan robot pun akan terluka jika dipaksa bertindak seperti ini, dan bagaimana jika manusia diperlakukan seperti ini? Anda pasti akan merasa stres jika harus mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran.

Bersikaplah masuk akal dan beri mereka waktu untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran mereka. Sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik tanpa stres.

Bisa jadi selama ini mereka merasa lelah dan terganggu dalam menjalankan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kebosanan datang dan berakibat pada rasa malas. Tentu saja kondisi ini sangat tidak baik bagi kelangsungan aktivitas bisnis Anda.

6. Tegur dengan lembut
Karyawan yang kinerjanya buruk atau senang bermalas-malasan harus ditegur. Jika Anda terus mengabaikannya, Anda tentu tidak akan menyadarinya dan mengubah perilaku Anda.

Perusahaan dapat menegur dengan cara yang baik, menyenangkan, dan tidak terkesan menyinggung. Buatlah lelucon atau undang dia secara khusus untuk makan bersama Anda.

Jika teguran dilakukan dengan buruk, seperti berteriak, apalagi di depan umum, maka karyawan Anda akan merasa tidak nyaman. Situasi ini hanya akan memperburuk keadaan, karena kemungkinan besar Anda akan semakin dibenci dan karyawan Anda akan semakin malas.

Apabila teguran lisan tidak berubah, maka perusahaan dapat menerbitkan surat teguran kepada karyawan secara bertahap.

7. Biaya tambahan diberikan hanya untuk informasi

Berhadapan dengan bawahan yang malas memang melelahkan. Jika keenam poin tersebut sudah diterapkan untuk meningkatkan motivasi namun tidak ada pengaruhnya, maka langkah terakhir ini sudah pasti harus diterapkan. Mengorbankan sedikit biaya untuk menarik perhatian karyawan yang malas terbukti sangat efektif.

Tentu saja reward menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian karyawan. Hal ini mungkin terjadi karena kebutuhan mereka tidak dapat dipenuhi oleh pendapatan rutin mereka. Atau, ada faktor pendorong tersendiri bagi karyawan untuk mewujudkan keinginannya yang terhambat oleh biaya.

Berapapun nilai nominal tambahan yang ditawarkan, tidak akan berarti apa-apa bagi pekerja. Hal ini tidak akan menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan, dengan jumlah nominal yang mungkin tidak signifikan. Tambahan penghasilan ini merupakan bentuk apresiasi institusi terhadap prestasi kerja para pegawainya selama ini. Berikan sedikit saja untuk alasan apapun.

Agar lebih menantang, Anda bisa menerapkan metode level bonus yang ditawarkan dengan level target yang bisa dicapai. Misalnya, jika karyawan Anda berhasil memenuhi target bulan ini, maka nominal penghargaan yang akan diberikan adalah persentase tertentu. Jika berhasil menggandakannya, pahalanya akan bertambah, dan seterusnya.

Tentu saja penambahan ini harus proporsional dengan kondisi keuangan perusahaan. Jangan sampai niat Anda untuk memotivasi karyawan agar lebih rajin justru malah membuat keuangan Anda berantakan. Dengan kenaikan upah, diharapkan pekerja semakin menunjukkan kualitasnya.

Selain bonus, tunjangan tentunya juga harus diberikan kepada karyawan dan keluarganya agar karyawan merasa tenang dan nyaman, sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam pekerjaannya. Penggunaan aplikasi manajemen tunjangan akan membantu bisnis untuk mengatur tunjangan yang akan diberikan kepada karyawan dan karyawan dapat memilihnya secara fleksibel sesuai anggarannya.

Terlepas dari semua itu, melakukan penilaian diri sangat penting bagi para pemimpin. Coba pikirkan, apakah Anda termasuk orang yang bisa dijadikan panutan di tempat kerja? Apakah karakteristik yang Anda tampilkan membuat orang ragu untuk bekerja sama dengan Anda? Atau Anda dibenci oleh sebagian besar karyawan tanpa Anda sadari?

Penilaian diri juga harus dilakukan untuk meningkatkan hubungan kerja. Jadilah pemimpin yang dapat menginspirasi orang-orang disekitarnya. Energi positif yang Anda keluarkan akan membuat Anda dihargai dan karyawan akan takjub memiliki atasan seperti Anda.

Jangan menjadi pemimpin yang hanya bisa menyalahkan bawahannya. Untuk menjadi pemimpin yang berkinerja tinggi, hal ini pasti akan memudahkan karyawannya.

--

--