Pusing dengan tingkah karyawan gen Z? Anda tidak sendirian.

Pointhub
3 min readApr 18, 2024

--

Gen Z adalah sebutan untuk generasi yang pada tahun 2024 ini memasuki usia antara 12 hingga 26 tahun. Dimana berarti, telah ada gelombang generasi gen Z yang telah memasuki dunia kerja. Rata-rata generasi ini, lahir di keluarga yang minimal kebutuhan pokok sandang pangan papannya telah terpenuhi dengan baik. Karenanya, tentunya gen Z memiliki pola perilaku yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Saat ini gen Z mendapatkan reputasi sebagai generasi yang lebih santai, mementingkan mental health, sedikit sedikit perlu healing, tidak bisa dikritik, dan memiliki daya juang yang kurang. Tapi apa benar begitu? Dan adakah cara untuk perusahaan bisa lincah menyesuaikan diri kepada gelombang generasi ini?

Menurut Bruce Crumley yang ditulis di artikelnya di situs Everything You Need to Know to Start and Grow Your Business, ada 3 hal yang sebenarnya bisa segera dilakukan perusahaan dalam menghadapi gen Z.

  1. Gen Z tidak bisa dikritik?
Photo by Cláudio Luiz Castro on Unsplash

Sejak usia sekolah, gen Z cenderung menerima feedback ketimbang kritikan. Sehingga, perusahaan bisa merubah mindset untuk dapat memberikan kritik dalam bentuk feedback dan interaksi. Salah satu kunci perubahan kecil yang bisa dilakukan, ialah merubah pernyataan menjadi pertanyaan. Misal, anda ingin memberi feedback berupa deadline yang bisa dipercepat. Alih alih mengucapkan: “Tolong deadline kamu dipercepat, ya.”; anda bisa memberikan pertanyaan:

“Untuk berikutnya, kira kira apa yang bisa dilakukan agar deadline bisa selesai lebih cepat?”

2. Gen Z tidak bisa diperintah perintah?

Photo by Sangga Rima Roman Selia on Unsplash

Hal yang perlu disadari adalah, sejak lahir Gen Z telah terpapar pada internet. Untuk itu, mereka terbiasa untuk mencari jawaban atau solusi atas segala sesuatu dari internet. Jadi, gen Z tidak perlu didikte mengenai solusi apa yang harus mereka kerjakan. Mereka lebih cocok untuk diberikan petunjuk-petunjuk akan apa yang perlu dicapai, dan akan mencari sendiri cara melakukannya.

3. Gen Z gampang tidak puas dan tidak happy di tempat kerja?

Photo by The 77 Human Needs System on Unsplash

Cara pemikiran tipikal dari gen Z adalah, bukan menanyakan “bagaimana”, melainkan menanyakan “kenapa”. Purpose dari bekerja menjadi bagian yang terpenting bagi gen Z. Mereka perlu untuk tahu apa tujuan besar di balik pekerjaan mereka? Kenapa mereka harus mengerjakan hal tersebut? Semakin kuat jawaban atas “kenapa” mereka harus bekerja, maka semakin termotivasi pula mereka. Bagi gen Z, tidak cukup hanya mengetahui bagaimana untuk melakukan pekerjaan mereka, tapi juga kenapa mereka harus melakukan hal tersebut. What is the strong WHY behind their work.

Jadi, bagaimana menurut anda? Apakah lebih baik untuk meminta Gen Z menyesuaikan diri dengan apa yang selama ini sudah berjalan dalam perusahaan, atau perusahaan yang membuat beberapa penyesuaian untuk memfasilitasi karyawan generasi Z ini?

Pointhub.net memiliki beberapa fasilitas untuk memudahkan anda memantau pekerjaan gen Z. Kontak kami untuk diskusi lebih lanjut.

--

--